Pandemi ; Orang Tua Cemas Siswa Tidak Bisa Baca

Pandemi; Orang Tua Cemas Siswa Tidak Bisa Baca Oleh : Hafidh Mlinjoe Setiap warga negara memiliki hak dan kebebasan serta pendidikan yang sama dan layak. Secara garisbesar negara sangat memprioritaskan warga negaranya untuk menempuh jenjang pendiidkan sebagai upaya untuk mencerdaskan anak bangsa.
Pendidkan memang suatu keawajiban bagi manusia apalagi sebagai umat islam mencari ilmu adalah suatu kewajiban setiap individu baik laki laki maupun perempuan. Dijelaskan dalam sunnah nabi... طلب العلم فريضة علي كل مسلم ومسلمات Mencari ilmu hukumnya wajib bagi setiap musli. Baik lali laki maupun perempuan Dari hadis tersebut memberi isyarat bahwa setiap individu wajib mencari pendidikan sebanyak banyaknya, seti ggi tingginya dalam upaya menyongsong masa depan yang baik. Secara aqal manusia Mencari pendidikan atau lebih mudah dengan sebutan ilmu sangatlah penting, karena dengan ilmulah manusia bisa hidup dengan layak, manusia hidup dengan sempurna bahkan ilmu mampu membedakan antara manusia dengan makhluk Allah lainya karena manusialah makhluk allah swt yang desighn ciptaanya terbaik. Sebagaimana tercantum dalam kitab suci al qur an surat al tin ayat 4. لقد خلقنا الانسان في احسن تقويم Sesungguhnya kami telah ciptakan para manusia dengan sebaik baik bentuk Dengan ayat inilah bisa kita lihat perbedaan makhluk allah yang manakah yang paling baik ciptaanya, bahkan mendapat tugas sebagai penjaga dan melestarikan bumi allah ini. Untuk mengemban tugas Itu tentu harus dibekali dengan pengetahuan sehinga mampu menjadi kholifah fil ardi dan sampai pada tingkatan manusia kamil. Lalu bagaimana jika proses pendidikan memiliki ancaman ancaman yang menghalangi proses penyampain ilmu seperti saat ini, dimasa pandemi yang semua proses pendidikan secara formal dihentikan karena menghindari penyaluran wabah covid 19? Melihat kondisi semcam ini maka pemerintah membuat kususnya me teri oendidikan mengeluarkan kebijakan kebijakan terkait pendidikan dimasa pa demi covid 19. Dilangsir dari portal media indonesia com.(22/05/2020) keputusan pembelajaran dimasa pandemi covid 19 mempertimbangkan kebutuhan pembelajaran sehingga pemerintah membuat keputusan tentang oanduan penyelenggaraan pembelajaran pada tahun ajaran dan tahun akademik 2020 – 2021 selama masa pandemi coronavirus disease (covid 19) Keputusan diatas disusun kementerian pendidikan dan kebudayaan (kemendikbud) bersama gugus tugas percepatan pennaganan covid 19, kementerian koordinator pembangunan manusiadan kebudayaan (kemenko pmk), kementerian agama (kemenag), kementerian kesehatan (kemenkes), kementerian dlam negeri (kemendagri), badan nasional penanggulangan bencana (bnpb) dan komisi x dpr. Dalam skb 4 menteri itu diketahui bahwa pada juli sekolah akan memulai kegiatan pendidikanya. Itulah kepetusan dr pemerintah terkait Pendidkan masa pandemi. Lalu dari menteri pendidikan nadim anwar makarim selaku kemendibuk menyampaikan prinsip dikeluarkanya kebijakan pendidika. Dimasa pandemicovud 19 untuk memprioritaskan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik dan tenaga kependiidkan, keluarga dan masyarakat. Bahkan beliau menuturkan dalm proses pembelajaran tetap harus menhikuti protokoler kesehatan dengan memenuhi 4 syarat. Syarat 4 tersebut adalah; pertama, keberadaan satuan pendidikan dizona hijau, kedua, tatap muka bisa dilakukan jjka pemerintah daerah atau kantor wilayah memberi izin. Ketiga, jika satuan pendiidkan sudah memenuhi semua daftar periksa dan siap melakukan pembelajarantatap muka. Keempat, orang tua/walimurid menyetujui melakukan pembelajaran tatap muka. Itulah syaraf syarat yang disampaikan oleh kementrian pendidikan nadiem. Tidak cukup disitu beliau menegaskan bahwa jika salah satu empat syarat tersebut tidak terpenuhi,maka konsekuensinya adalah siswa melakukan pembelajaran secara daring atau belajar dirumah. Dikutib dari compas. Com. (31/05/2020) pemerintah jawa timur yang dalam hal ini adalah gu ernur jawa timur, khofifah indar parawa sa mengatakan proses belajar mengajar dilakukan secara online.dan para guru bisa melaksanakan kurikulum masing masing sesuai dengan proses pembelajaran dirumah. Dari rentetan keputusan dan kebijakan yang dilakukan oleh jajaran kepemrintahan hinhga kebawah bawah, tentu akan menjadi tantangan bagi sebagian wali murid untuk ikut serta dalam proses oendidikan anak anaknya dan juga menjadi kecemasan sebagain masyarakat berkaitan dengan kelayakan dan optimal tidaknya proses pendidikan anak anaknya. Dapatkah anak didik menerima pelajaran dan memahami pelajaran secara baik . Berkenaan dengan hal ini, maka tulisan ini saya hadirkan sebagai hasil pembacaan penulis yang didapat dari keluhan keluhan sebagian wali murid khususnya siswa baru disejolah dasar. Sebelum penulis uraikan, bahwa ini adalah tulisan yang mengumpulkan sebagian dari tanggapan wali murid berkenaan dengan pembelajaran jarak jauh (pjj). Hal ini terjadi pada masyarakat surabaya dan kemunhkinan tidak berbeda juga disekitar. Pertama, pembelajaran daring menentukan keaktifan walimurid dalam pendidikan anaknya. Ini sebenarnya sudah difahami oleh wali murid apalagi mereka yang menjadi bagian dari tenaga pendidik, namun sering diabaikan bahkan hampir dilupakan, bahea komponen keberhasilan peserta didik dalam mendapatkan ilmu diantaranya adalah keikutsertaan, berkesinambungan orang tua dalam proses belajar anak selain dari guru yang mendidik anak anak disekolah. Kadang walimurid menganggap penddikan anak cukup didapat dari proses pembelajaran guru disekolah sehingga dirumah dibiarkan tanpa melakukan penyeimbangan pendiidkan disejolah dg dirumah. Contoh mendasar adalah ketika siswa mendapat tugas dari sekolah, sampai dirumah siswa tidak mengerjakan tugas tersebut karena keasyikan bermain, mungkin juga membantu orang tua. Dalam hal semacam ini tentu walimurid harus melihat tugas anak mereka minimal menanyakan perihal kegiatan oembelajaran disekolah,apa dan bagaimana belajar disekolah hingga pada pertanyaan adakah tugas yang harus dikerjakan dirumah? Sebagai wali murid sudahkah melakaukan hal demikian?? Tentu jika hal tersebut dilakukan tidak akan ada lagi siswa yang tidak mengerjakan tugas gurunya. Tanpa disadari semacam ini sangat menunjang keberhasilan anak didik dalam mendapat pengetahuan. Namun jugavtidak dipungkiri sebagian wali murid tidak seperti itu. Saya ulangi lagi, hal ini tidak terjadi pada semua orng tua karena bahkan kadang terjadi , org tua lebih dulu aktif bertanya kepada gurunya perihal tugas anaknya sebelum anaknya sampai dirumah. Hebatkan!! Kedua, Belajar dirumah menambah pengetahuan walimurid. Tidak jarang dari walimurid mampu memahami materi bahkan hafal materi yang sebelumnya kurang dikuasai. Dari pembelajaran daring inilah walimurid mampu mengasah dan menambah pengetahuan yang sebelumnya kurang diketahui, walaupun bisa dikata belajar otodidak. Tentu ini sangat menguntungkan bukan? Menambah pengetahuan tanpa duduk dibangku sekolah dengan cara mendampingi anak anaknya belajardirumah. Pengetahuan yang didapat bisa berupa imtaq dan imtek. Dikatakan oleh mereka : “ alhamdulilah, saya baru tau kalo malaikat itu ada 10”dsb Ketiga, pembelajaran daring memberi beban tambahan wali murid. Bisa dibilang pembelajaran daring oleh mereka katakan sebagaibtambahan beban, secara fikiran, finansial dll. Tidak bisa dipungkiri dalam proses pembelajaran daring arahnya pada kesiapan alat yang digunakan yaitu HP, bukan hanya itu android juga, lalu internet data. Tentu untuk kesiapam daring walimurid membutuhkan itu, bagaimana jika walimurid tidak memiliki hp atau hp namun belum versi android, bukankah mereka harus membeli hp android belum lagi beli data internet dan sebagiannya. Jika harga hp android termurah +- 1 juta ditambah lagi data internet 50rb misalkan. Maka wali murid harus mengeluarkan biaya 1. 050.000-,. Lalu bagaimana jika waimurid yang berpenghasilan pas pasan bahkan rendah. Inilah menjadi alasan beban wali murid untuk melaksanakan pendiidkan anak anaknya dimasa pandemi covid 19. Keempat, belajar dirumah, tidak bisa baca dan menulis Tidak salah jika sebagai orang tua menyatakan hal tersebut. Khusunya siswa TK, SD yang baru masuk sekolah. Bagaimana tidak, anak usia TK sangat dibutuhkan pendampingab yang lebih, kecerdasan dan ketrampilan yang khusu untuk menjadi pendidik. Pendiidkan seperti itu kadang tidak bisa dilakukan dirumah dalam hal ini orang tua, namun harus melalui prosea tatp muka belajar mengajar antara siswa dan guru. Sedangkan siswa yang awal masuk dijenjang sekolah dasar juga masih diperlukan pendampingan yang tentubpendekatanya tidak jauh berbeda dengan usia TK. Pendampingan belajar, mengarahkan atau menunjukkan sudah biasa dilakukan oleh guru kepada siswanya ketika dikelas. Apalagi tingkat dasar sudah harus mampu mengenal huruf sampai mampu membaca kalimat kalimat dan memahami kalimat sederhana. Lalu, apakah selama daring siswa mendapatkan pembelajaran yang sama ketika dirumah? Untuk menjawab ini penulis wawancara langsung dengan salah satuborang tua yang penulis dapat ketika melintasi jalan. wanita karir,pekrja keras, ibu dari dua anak ini keseharianya berjualan buah. Setiap pukul 6 pagi harus sudah berada dipasa untuk beli buah2an yang nnatinya akan dijual lagi. Krudung yang lumayan kendor ditutupi capel atau topi lebar terbuat dari bambu, sebagai penutup kepala penghalang terik panasnya matahari. Iya, namanya jaemah (samaran) . Bu lek, nama yang biasa pelanggan memanggilnya. Istri dari pekerja srabutan ini terlihat begitu bahagia hidupnya walau tanpa harta yang banyak. Dari hasil wawancara penulis simpulkan antara lain : + Apa kabar ibu, anak ada berapa? Sekolah kelas berapa? - Alhamdulillah baik pak, anak saya dua. Sang besar kelas 2 smp dan adiknya baru masuk sd. + pandemi begini, tentu sekolah menlakukan pembelajaran daring, bagaimana menurut ibu? - Iya pak, anak saya sekolahnya dirumah lewat hp itu,ya.. Bagaimana lagi pak, katanya virusnya berbahaya jadi sekolah tidak masuk. + lalu, anak ibu bagaimana ketika belajar dirumah, apakah ibu mendampingi anak ibu? - Ya iya pak,, lha anak saya belum bisa baca dan nulis. + apakah anak ibu tidak sekolah TK? - Hmm... Tidak pak. Tidak ada yang mengantar sekolah, suamibkerja saya juga kerja + lalu, selama pandemi ini, anak ibu belum juga bisa baca dan nulis? - Masih belum bisa bisa pak, siapa yang ngajari, saya kerja. Kakanya dirumah tapi juga ngerjakan tugas dari sekolahnya. Apalagi adiknyabtidak mau diajari kakaknya kata adiknya kakaknya jahat. + jadi, anak ibu selama sekolah dirumah belum bisa baca? - Iya pak. + ya, terima kasih ibu, kita berdoa mudah2an pandemi segera berahir dinegeri ini dan sekolah bisa seperti sediakala. - Amiin diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa sekolah dirumah belum mampu menmabah pengetahuan siswa, kususnya jenjang sekolah dasar kelas 1 apalagi siswa yang tidak melaui bangku TK. Mendidik anak sd kelas 1 memang tidak mudah, bisa dikata butuh keuletan tersendiri bahkan seorang guru harus memiliki kemampuan ketrampilan dan metode yang sesuai dengan usia siswanya. Demikianlah sedikit catatan yang penulis bisa sampaikan. Teriribg doa semoga segala urusan dimudahkan Allah, dihalalkan dan berkah rizki kita, pandemi ini segera diakhiri dan mudah2an yang belajar walaupun dirmah ditamba ilmunya dan menjadi anak yag sholehbsoleha sukses dunia hingga ahirat. Amiin. *Hasil ratapan ditemani udud dan kopi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hari Kebangkitan Nasional Indonesia dan Sejarah